Minyak bumi merupakan salah satu energi utama dalam kehidupan. Sangat penting dan tidak tergantikan. Meski, banyak penemuan beberapa energi alternatif pada era sekarang. Tapi, tak bisa dipungkiri belum ada yang mampu menggeser kepopuleran minyak bumi sebagai energi primer. Bahkan ada yang berujar “Siapa yang menguasai minyak bumi, berarti menguasai dunia”. Sebegitu pentingnya minyak bumi dalam kehidupan manusia. Berbicara tentang pentingnya minyak bumi, tak bisa lepas dari membicarakan potensi minyak bumi itu sendiri. Reservoir minyak bumi tersebar di berbagai belahan dunia. Saat ini (tahun 2015), persebaran minyak bumi bisa dibilang cukup terpusat di bagian Timur Tengah dan Amerika Latin (Venezuela, Argentina). Di Timur Tengah sendiri ada sebuah lapangan minyak yang sangat besar. Yang menyebabkan daerah Timur Tengah menjadi produsen minyak bumi terbesar di dunia. Apakah nama lapangan minyak terbesar itu? Benar sekali. Ghawar.
Geologi
Ghawar Oil Field adalah sebuah lapangan minyak
yang berlokasi di Provinsi Al Hasa, Saudi Arabia. Reservoir rocks dari Ghawar Oil Field adalah Jurassic Arab-D limestones ( batu kapur Jurassic Arab-D ) dengan porositas sekitar 35%
yang memiliki ketebalan 280 feet dan ada di 6,000-7,000 feet di bawah permukaan
laut. Source rock minyak Ghawar dipercayai
oleh para ahli adalah Tuwaiq Mountain formation. Sebuah formasi batuan yang
kira-kira telah terbentuk di zaman Callovian dan Oxfordian. Source rock ini memiliki
ketebalan lebih dari 300 feet yang membentang antara Lapangan Ghawar dan
Lapangan Khurais (salah satu lapangan besar lain di Arab Saudi). Teori
hidrodinamik bisa digunakan untuk menjelaskan mengapa Lapangan Ghawar memiliki
cadangan lebih besar daripada Lapangan Khurais {tidak akan dibahas detail}.
![]() |
Lokasi Ghawar Oilfield |
Area
Ghawar
saat ini dibagi dalam 6 area produksi. Antara lain: Fazran, Ain Dar, Shedgum,
Uthmaniyah, Haradh and Hawiyah. Setiap area ini
memiliki karakteristik masing-masing. Namun,
secara output, area-area ini tidak terlalu berbeda. Contohnya, API dari minyak mentah yang dihasilkan
berkisar antara 31o -34o
Sejarah
Lapangan Ghawar ditemukan pertama kali pada tahun
1948. Sumur yang ditemukan itu diberi nama Ain Dar. Mulai produksi sekitar awal
1951 dengan laju produksi 15.600 barrels per hari (pada saat itu). Sumur ini
terus memproduksi dry oil (tanpa ada air sebagai kontaminasi) hingga tahun
1999.
Penemuan kedua adalah sumur Haradh No. 1. Ditemukan sekitar tahun 1949 tapi baru berproduksi sekitar tahun 1964 dengan laju 6.400 barrels per hari. Selanjutnya, ditemukanlah sumur Uthmaniyah no.1 sekitar tahun 1951 dan mulai berproduksi sekitar tahun 1956 dengan rate pada saat itu 11.300 barrels per hari.
Kemudian, sumur Shedgum no. 1 ditemukan tahun 1952 dan mulai berproduksi tahun 1954 dengan laju sekitar 12.400 barrels per hari. Penemuan yang terakhir adalah sumur Hawiyah No. 1, yang ditemukan sekitar 1953 tapi baru produksi sekitar tahun 1966 dengan laju produksi saat itu mendekati 4.800 barrels per hari.
Teknologi
yang Digunakan
Metode
artificial lift yang pertama kali
digunakan di lapangan ini adalah gas injection.
Metode ini pertama kali dipakai pada tahun 1958. Selanjutnya, mulai
digunakanlah waterflooding pada tahun
1964 untuk meningkatkan pressure di reservoir. Saat ini, waterflooding masih dipakai di lapangan ini. Air yang digunakan
merupakan air dari The Qurayyah Seawater Treatment Plant yang ditrasportasikan
lewat jaringan pipa. The Qurayyah Seawater Treatment Plant sendiri merupakan
tempat pemurni air laut yang bersumber dari air laut Persian Gulf dengan
inputan sekitar 7 juta barrels air laut per hari. Pada tahun 2012, Ghawar memiliki
lebih dari 3000 injector dan sumur minyak (belum termasuk sumur gas).
Sejak tahun 2011, Saudi Aramco selaku kontraktor utama Lapangan Ghawar telah memberlakukan program CCS. Apa itu CCS? CCS memiliki kepanjangan Carbon Captured and Storage. Sistemnya, gas CO2 yang dihasilkan selama proses produksi dikumpulkan lalu dinjeksikan ke dalam perut bumi. Tujuannya sama seperti water injection yaitu menambah tekanan di reservoir sehingga oil bisa naik ke permukaan. Gas CO2 ini digunakan untuk EOR (Enhanced Oil Recovery). Water cut dari lapangan ini cukup kecil yaitu hanya 38%. Artinya, jika kita memproduksi oil 100 gallon maka sama saja kita memproduksi air sebanyak 38 gallon, sisanya crude oil yang sebenarnya. Angka ini cukup bagus bila dibandingkan di Indonesia yang rata-rata memiliki water cut di atas 50% bahkan ada sebagian lapangan minyak yang memiliki water cut di atas 90%.
Cadangan
dan Produksi
Lapangan ini memiliki panjang sekitar 280 km dan
lebar kira-kira 40 km. Dioperasikan oleh salah satu perusahaan minyak terkenal
yaitu Saudi Aramco. Saat tulisan ini
dibuat, Ghawar merupakan lapangan minyak dengan produksi dan cadangan terbesar
di dunia. Produksi pucak dari lapangan ini terjadi pada 1981 dengan tingkat
produksi 5,7 juta barrels per hari. Setelah tahun itu, berangsur terjadi sedikit
penurunan produksi. Pada tahun 2009, produksi dari lapangan ini mencapai 5 juta
barrels (790,000 m3 atau 790 juta liter) minyak mentah per
hari. Bandingkan dengan Indonesia yang memiliki total produksi hanya sekitaran
800 ribu barrel per hari pada tahun 2014. Produksi minyak bumi dari lapangan
ini saja telah menyumbang 6,25% dari produksi minyak bumi dunia. Selain
memproduksi minyak bumi, lapangan ini
juga menghasilkan gas alam. Ghawar memproduksi sekitar 2 billion cubic
feet (57,000,000 m3) gas
alam per hari. Pada tahun 2008, Saudi Aramco melaporkan jika Ghawar
telah memproduksi 48% dari cadangan terbukti.
April 2010 lalu, Vice President for Operations Saudi Aramco menyatakan jika lapangan ini telah memproduksi sekitar 65 billioon barrels oil. Lebih jauh lagi dia mengatakan kalau total cadangan lebih dari 100 billion barrels. Sumber lain, The International Energy Agency menyatakan pada tahun 2008
lewat World Energy Outlook kalau total produksi dari lapangan ini mencapai 66 billion barrels oil dan cadangan tersisa sekitar 74 Billion barrels oil.
![]() |
Surface Facility di Lapangan Ghawar (dari google.co.id) |
Post a Comment
Post a Comment